Sunday, December 21, 2014

MENANTI HIKMAH


Manusia dan masalah.

Atau untuk kelihatan lebih positif, manusia dan ujian.

Hidup dan ujian , ia tak dipisahkan. Jika satu ujian sudah dilalui hari ini dengan Berjaya,  ujian akan hadir sekali lagi pada esoknya. Pasti kita akan ketemunya , meskipun bukan hari ini, mungkin esok hari.

Ujian itu tetap akan datang pada sesiapa pun. Tetapi yang membezakan antara kita, bagaimana kita melihat makna di sebalik ujian dan bagaimana kita menyelesaikannya.

Sebagai muslim, kita percaya segalanya yang berlaku dalam kehidupan kita adalah datang daripada Allah dan berlaku dengan adanya izin Allah. Ini berkaitan dengan rukun iman yang ke 6, beriman pada takdir mahupun yang buruk.


Kita mencari sebab di sebalik ujian. Al Quran sudah berikan jawapan.



أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَوَ (1)لَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ(2)

Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. ) ayat 2-3 , Surah Al Ankabut )

Sebenar-benar iman akan terzahir bila dilanda ujian. Kuatnya sesebuah binaan rumah takkan mampu dibuktikan jika tidak datangnya angin yang menggoncang. Kuatnya iman takkan mampu dibuktikan jika tidak datangnya ujian yang mencengkam. Kebiasaan adat kehidupan, yang kuat tidak boleh dikatakan kuat selagi tiada bukti yang menunjukkan sedemikian.

Lalu kita ucap syahadah, mengaku Allah satu, Rasulullah itu pesuruh Allah, dan cukup setakat itu. Sudah pasti tidak !

Prinsip asas yang harus kita percaya, Allah beri ujian sesuai dengan keupayaan kita.


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. ( ayat 286, surah Al Baqarah)
Allah tenangkan hati manusia dengan ayat ini. Allah takkan memberi lebih dari yang kita mampu bawa.
Tapi hati bertanya lagi, betul ke Allah bagi sesuai dengan kudrat aku ? Kenapa terasa sungguh berat ujian pada kali ini ? Seakan tiada jalan keluar. Allah dah bagi cara untuk kita hadapi dalam Quran, tapi kita tak baca , Quran dah berapa lama kita tak belek.


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ( ayat 186, surah al Baqarah )


وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

DAN MINTALAH PERTOLONGAN (KEPADA ALLAH) DENGAN JALAN SABAR DAN MENGERJAKAN SEMBAHYANG. DAN SESUNGGUHNYA SEMBAHYANG ITU AMATLAH BERAT KECUALI KEPADA ORANG-ORANG YANG KHUSYUK ) ayat 45 , surah al Baqarah )


Lihat, Allah sudah khabarkan penyelesaiannya. DOA, SABAR, SOLAT.

Doa ini adalah cara kita meminta dengan Allah. Seseorang akan meminta dengan seseorang pabila dia tak mampu dan dia tiada apa-apa. Begitu juga dengan kita, kita hamba, tak punya apa-apa yang hakiki milik kita. Allah adalah sebaik-baik tempat meminta pertolongan dan kekuatan.


إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ 
عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Kepadamulah semata kami beribadah dan kepadamulah sahaja tempat kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Jalan yang menikmatkan engkau ke atas mereka selain golongan yang dimurkai dan golongan yang sesat. ( ayat 5-7, Surah al Fatihah )


Masalah manusia, selalu dia mencari jalan penyelesaian bukan pada tempatnya. Bersandar pada sesuatu yang lain untuk meringankan ujian. Meminta-minta pada manusia.

Kamu tahu apa yang meletihkan dan paling tidak menjamin selamat pada kamu ?

Mengharap dan bergantung pada manusia.

Kerna manusia hakikatnya lemah, dan tak punya apa-apa. Oleh sebab itu, ujian itu tak mampu diselesaikan dengan baik, dan jika diselesaikan, hati masih resah gelisah.


مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ 
الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Misal bandingan orang-orang yang menjadikan benda-benda yang lain dari Allah sebagai pelindung-pelindung (yang diharapkan pertolongannya) adalah seperti labah-labah yang mendirikan rumah (untuk menjadi tempat perlindungannya) padahal sesungguhnya rumah yang sehabis-habis reput ialah rumah labah-labah, kalaulah mereka orang-orang yang berpengetahuan.( ayat 41, surah al Ankabut )

Kenapa masalah tak selesai-selesai ?

Jikalau selesai pun, kenapa hati tidak tenang ?


Ayat di atas jawapannya. Selalu manusia mengambil sesuatu yang lain sebagai sandaran. Dan Allah telah memberi perumpamaan yang sangat jelas, sarang labah-labah. Kita tahu bagaimana rapuhnya sarang labah-labah. Sedetik atau sekelip mata, datang angin , meskipun hanya hembusan nafas manusia , mampu memusnahkannya.


Kamu selalu mencari ketenangan di tempat yang salah, dengan mendengar sesuatu yang kamu anggap akan memberi ketenangan. Ketenangan itu sebenarnya hanya sementara.
Penawar pada hati yang tak tenang.


الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ 

Orang-orang yang beriman dan menjadi tenteram hati mereka dengan mengingat Allah. Ingatlah! Dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.( ayat 28 , surah ar Rad )


Ujian yang hadir dalam kehidupan, sentiasa ada makna serta hikmah yang tersembunyi. Orang yang beriman akan sentiasa melihat ujian itu medan menguat iman dan menuai ganjaran, tapi orang yang biasa akan melihat ujian itu semata bebanan kehidupan.
Melihat dunia ini sebagai tempat persinggahan sementara, bukan tempat tinggal selama-lamanya. Yakin syurga sebagai kamar untuk bahagia selamanya, setelah perit jerih hidup di dunia sementara.

وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ 

خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (58) الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan,
59. (yaitu) orang-orang yang bersabar[3] dan bertawakkal kepada Tuhannya[4].
( ayat58-59, surah Al Ankabut)



Ayat ini bisa membuat bibir tersenyum meskipun pipi masih basah dengan air mata. Janji Allah untuk orang yang sabar dan bertawakal.


Ubah cara kita memandang ujian.
Ubah cara kita menyelesaikan masalah.
Ubah cara kita menenangkan jiwa.

Pasti bahagia di hujungnya. Yakin dengan kalam Allah.



HAURI ISLAM
IRBID , JORDAN



No comments:

Post a Comment