Manusia dan masalah.
Atau untuk kelihatan lebih positif, manusia dan ujian.
Hidup dan ujian , ia tak dipisahkan. Jika satu ujian sudah
dilalui hari ini dengan Berjaya, ujian
akan hadir sekali lagi pada esoknya. Pasti kita akan ketemunya , meskipun bukan
hari ini, mungkin esok hari.
Ujian itu tetap akan datang pada sesiapa pun. Tetapi yang
membezakan antara kita, bagaimana kita melihat makna di sebalik ujian dan
bagaimana kita menyelesaikannya.
Sebagai muslim, kita
percaya segalanya yang berlaku dalam kehidupan kita adalah datang daripada
Allah dan berlaku dengan adanya izin Allah. Ini berkaitan dengan rukun iman
yang ke 6, beriman pada takdir mahupun yang buruk.
Kita mencari sebab di
sebalik ujian. Al Quran sudah berikan jawapan.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَوَ (1)لَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْكَاذِبِينَ(2)
Apakah manusia itu mengira bahawa mereka
dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. ) ayat 2-3 , Surah Al Ankabut )
Sebenar-benar iman akan
terzahir bila dilanda ujian. Kuatnya sesebuah binaan rumah takkan mampu
dibuktikan jika tidak datangnya angin yang menggoncang. Kuatnya iman takkan
mampu dibuktikan jika tidak datangnya ujian yang mencengkam. Kebiasaan adat
kehidupan, yang kuat tidak boleh dikatakan kuat selagi tiada bukti yang
menunjukkan sedemikian.
Lalu kita ucap syahadah,
mengaku Allah satu, Rasulullah itu pesuruh Allah, dan cukup setakat itu. Sudah
pasti tidak !
Prinsip asas yang harus
kita percaya, Allah beri ujian sesuai dengan keupayaan kita.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Allah tidak memberati seseorang melainkan apa
yang terdaya olehnya. ( ayat 286, surah Al Baqarah)
Allah tenangkan hati
manusia dengan ayat ini. Allah takkan memberi lebih dari yang kita mampu bawa.
Tapi hati bertanya lagi,
betul ke Allah bagi sesuai dengan kudrat aku ? Kenapa terasa sungguh berat
ujian pada kali ini ? Seakan tiada jalan keluar. Allah dah bagi cara untuk kita
hadapi dalam Quran, tapi kita tak baca , Quran dah berapa lama kita tak belek.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. ( ayat 186, surah al Baqarah )
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
DAN MINTALAH PERTOLONGAN (KEPADA ALLAH) DENGAN JALAN SABAR
DAN MENGERJAKAN SEMBAHYANG. DAN SESUNGGUHNYA SEMBAHYANG ITU AMATLAH BERAT
KECUALI KEPADA ORANG-ORANG YANG KHUSYUK ) ayat 45 , surah
al Baqarah )
Lihat, Allah sudah khabarkan
penyelesaiannya. DOA, SABAR, SOLAT.
Doa ini adalah cara kita
meminta dengan Allah. Seseorang akan meminta dengan seseorang pabila dia tak
mampu dan dia tiada apa-apa. Begitu juga dengan kita, kita hamba, tak punya
apa-apa yang hakiki milik kita. Allah adalah sebaik-baik tempat meminta
pertolongan dan kekuatan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ
عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
Kepadamulah semata
kami beribadah dan kepadamulah sahaja tempat kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah
kami jalan yang lurus. Jalan yang menikmatkan engkau ke atas mereka selain
golongan yang dimurkai dan golongan yang sesat. ( ayat 5-7, Surah al Fatihah )
Masalah manusia, selalu dia mencari jalan penyelesaian bukan pada
tempatnya. Bersandar pada sesuatu yang lain untuk meringankan ujian.
Meminta-minta pada manusia.
Kamu tahu apa yang meletihkan dan paling tidak menjamin selamat pada
kamu ?
Mengharap dan bergantung pada manusia.
Kerna manusia hakikatnya lemah, dan tak punya apa-apa. Oleh sebab itu,
ujian itu tak mampu diselesaikan dengan baik, dan jika diselesaikan, hati masih
resah gelisah.
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ
اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ
الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Misal bandingan orang-orang yang menjadikan
benda-benda yang lain dari Allah sebagai pelindung-pelindung (yang diharapkan
pertolongannya) adalah seperti labah-labah yang mendirikan rumah (untuk menjadi
tempat perlindungannya) padahal sesungguhnya rumah
yang sehabis-habis reput ialah rumah labah-labah, kalaulah mereka orang-orang
yang berpengetahuan.( ayat 41, surah al Ankabut )
Kenapa masalah tak selesai-selesai ?
Jikalau selesai pun, kenapa hati tidak tenang ?
Ayat di atas jawapannya. Selalu manusia mengambil sesuatu yang lain
sebagai sandaran. Dan Allah telah memberi perumpamaan yang sangat jelas, sarang
labah-labah. Kita tahu bagaimana rapuhnya sarang labah-labah. Sedetik atau
sekelip mata, datang angin , meskipun hanya hembusan nafas manusia , mampu
memusnahkannya.
Kamu selalu mencari ketenangan di tempat yang salah, dengan mendengar
sesuatu yang kamu anggap akan memberi ketenangan. Ketenangan itu sebenarnya
hanya sementara.
Penawar pada hati yang tak tenang.
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Orang-orang yang beriman dan menjadi tenteram hati mereka
dengan mengingat Allah. Ingatlah! Dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.(
ayat 28 , surah ar Rad )
Ujian yang hadir dalam kehidupan, sentiasa ada makna
serta hikmah yang tersembunyi. Orang yang beriman akan sentiasa melihat ujian
itu medan menguat iman dan menuai ganjaran, tapi orang yang biasa akan melihat
ujian itu semata bebanan kehidupan.
Melihat dunia ini sebagai tempat persinggahan
sementara, bukan tempat tinggal selama-lamanya. Yakin syurga sebagai kamar
untuk bahagia selamanya, setelah perit jerih hidup di dunia sementara.
وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (58) الَّذِينَ
صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Dan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada
tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang
yang berbuat kebajikan,
( ayat58-59, surah Al Ankabut)
Ayat ini bisa membuat
bibir tersenyum meskipun pipi masih basah dengan air mata. Janji Allah untuk
orang yang sabar dan bertawakal.
Ubah cara kita memandang
ujian.
Ubah cara kita
menyelesaikan masalah.
Ubah cara kita
menenangkan jiwa.
Pasti bahagia di hujungnya.
Yakin dengan kalam Allah.
HAURI ISLAM
IRBID , JORDAN